Tokyo (ANTARA) – Perusahaan otomotif Jepang Nissan Motor Co. pada Kamis (30/10) mengumumkan mereka memperkirakan kerugian operasional sebesar 275 miliar yen (1 yen = Rp108.47) untuk tahun fiskal 2025, dengan alasan dampak dari tarif Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dan penjualan yang lesu.
Dalam proyeksi keuangan terbaru untuk tahun fiskal hingga Maret tahun depan, produsen mobil Jepang tersebut memperkirakan akan membukukan kerugian operasional tahunan sebesar 11,7 triliun yen. Angka itu mencerminkan tantangan-tantangan yang diantisipasi pada paruh kedua (H2) tahun ini akibat risiko rantai pasokan, volatilitas nilai tukar mata uang asing, tarif, dan faktor eksternal lainnya.
Untuk paruh pertama periode April-September, produsen mobil yang sedang mengalami kesulitan itu memperkirakan kerugian operasional sebesar 30 miliar yen, hasil yang lebih baik dibandingkan perkiraan mereka sebelumnya sebesar 180 miliar yen.
“Meskipun hasil paruh pertama (H1) kami mencerminkan manfaat sementara dan pengembalian dari inisiatif penghematan biaya, kami memperkirakan lingkungan persaingan yang terus menantang pada paruh kedua, risiko rantai pasokan, dan sifat musiman bisnis,” kata pimpinan keuangan Nissan Jeremie Papin.
Pewarta: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025











