Berita

Produsen otomotif Jerman sebut tarif AS sebabkan penurunan laba

×

Produsen otomotif Jerman sebut tarif AS sebabkan penurunan laba

Share this article


Berlin (ANTARA) – Produsen otomotif Jerman BMW pada Rabu (5/11) menyampaikan bahwa lonjakan tarif Amerika Serikat (AS) telah berdampak negatif terhadap bisnisnya, menyusul jejak Volkswagen dan Mercedes-Benz yang memperingatkan tentang tekanan yang kian besar terhadap laba akibat hambatan perdagangan.

Menurut laporan kuartalan BMW, laba operasional grup tersebut, atau laba sebelum bunga dan pajak (earnings before interest and taxes/EBIT), menurun 16,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 8,06 miliar euro (1 euro = Rp19.216) pada sembilan bulan pertama 2025.

Penurunan laba selama sembilan bulan tersebut tidak separah pada paruh pertama tahun ini, saat EBIT merosot 26,8 persen menyusul pemberlakuan tarif AS terhadap impor mobil Eropa. Pemulihan yang terlihat pada kuartal ketiga sebagian menutupi kerugian sebelumnya, terutama karena basis perbandingan yang rendah setahun sebelumnya, saat BMW menghadapi biaya yang tinggi terkait masalah besar dengan pemasok pada sistem pengereman.

Pengiriman global BMW meningkat 2,4 persen dari Januari hingga September, yang didorong terutama oleh kuatnya permintaan model kendaraan listrik. Namun, pendapatan perusahaan itu menurun 5,6 persen menjadi sekitar 100 miliar euro, dan laba bersihnya anjlok menjadi 5,7 miliar euro.

Walter Mertl, anggota Dewan Manajemen BMW yang bertanggung jawab atas bidang keuangan, mengatakan tarif telah memangkas margin EBIT dalam segmen otomotif sekitar 1,75 poin persentase pada kuartal ketiga. Dia menambahkan bahwa grup tersebut memperkirakan hambatan terkait tarif sebesar 1,5 poin persentase untuk keseluruhan tahun ini.
 

 Orang-orang mengunjungi area pameran Grup Volkswagen di Open Space di IAA Mobility 2025 di Munich, Jerman, pada 11 September 2025. (ANTARA/Xinhua/Zhang Fan)

 

Saat ini, produsen otomotif tersebut memproyeksikan margin EBIT-nya pada 2025 akan mencapai 5 hingga 6 persen.   

Mertl menambahkan bahwa tarif juga telah menekan arus kas bebas BMW, yang saat ini diperkirakan mencapai sekitar 2,5 miliar euro pada 2025, turun dari proyeksi sebelumnya, yakni lebih dari 5 miliar euro.

Pemerintah AS menaikkan tarif impor mobil dari Uni Eropa sebesar 25 persen pada awal April sehingga memberikan tekanan bagi pemanufaktur Jerman. Meski Washington dan Brussel pada akhir Juli sepakat menurunkan tarif menjadi 15 persen, Asosiasi Industri Otomotif Jerman (VDA) menuturkan bahwa level tarif baru tersebut masih memberatkan dan memperingatkan soal kerugian substansial bagi sektor tersebut dalam jangka panjang.

Sebelum laporan BMWdirilis, dua raksasa otomotif Jerman lainnya pekan lalu juga melaporkan penurunan laba selama sembilan bulan pertama 2025. Keduanya menyebut dampak penerapan tarif AS sebagai penyebab penurunan itu.

Volkswagen, pemanufaktur mobil terbesar di Eropa, membukukan laba operasional sebesar 5,4 miliar euro selama tiga kuartal pertama 2025, turun 58 persen (yoy), sementara penjualan mobil di Amerika Utara turun 11 persen selama periode yang sama.
Chief Financial Officer sekaligus Chief Operating Officer Volkswagen Arno Antlitz mengatakan bahwa peningkatan tarif AS dan dampak volume negatif yang ditimbulkan tarif tersebut telah membebani grup itu hingga 5 miliar euro dalam basis setahun penuh. Antlitz juga menambahkan bahwa “dampak tersebut akan terus berlanjut”.

 

 

Orang-orang mengunjungi area pameran BMW di Open Space di IAA Mobility 2025 di Munich, Jerman, pada 11 September 2025. (ANTARA/Xinhua/Zhang Fan) 

Berbeda dengan produsen mobil Jerman lainnya, merek mewah Mercedes-Benz tidak memiliki pabrik manufaktur di AS sehingga lebih terdampak oleh bea impor yang memberatkan. Perusahaan itu melaporkan laba bersih sebesar 3,88 miliar euro dalam sembilan bulan pertama 2025, turun setengah dari setahun sebelumnya.

Dalam laporan pendapatannya, Mercedes menyampaikan bahwa kebijakan tarif AS dan faktor-faktor makroekonomi lainnya menambahkan ketidakpastian terhadap prospek bisnis perusahaan itu.

 

 

Pewarta:
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *