Jakarta (ANTARA) – Mantan CEO Stellantis, Carlos Tavares, memperingatkan bahwa produsen mobil China kini bukan hanya mengincar dominasi regional, tetapi, juga berambisi menguasai pasar global, dan menurut dia, hal itu bukan mustahil terjadi.
Laman Carscooops, Kamis (30/10) melaporkan bahwa Tavares menilai pabrikan China bisa menjadi “penyelamat” industri otomotif Eropa yang sedang menurun. Nama-nama seperti BYD dan Geely, kata dia, bukan hanya akan bertahan, tetapi, juga bisa menjadi beberapa pemain terakhir yang tersisa di industri global.
Sejak mundur dari Stellantis hampir setahun lalu, Tavares kini sibuk menulis memoar dan menghadiri wawancara media, sembari menyampaikan berbagai prediksi tentang masa depan industri otomotif.
Baca juga: Menuju 2040, China targetkan 80 persen NEV & kendaraan otonom level 4
Tavares mengatakan dalam 10–15 tahun ke depan, merek-merek China bisa mengambil alih peran besar di Eropa.
“Ada banyak peluang bagus yang terbuka bagi pihak China. Suatu hari nanti, ketika pabrikan Barat benar-benar kesulitan, dengan pabrik hampir tutup dan protes di jalan, produsen China akan datang dan berkata, ‘Saya ambil alih dan pertahankan pekerjaan mereka.’ Dan mereka akan dianggap sebagai penyelamat,” kata Tavares.
Saat masih memimpin Stellantis, dia mengatur pembelian 20 persen saham Leapmotor, perusahaan mobil listrik asal China, untuk membantu ekspansi globalnya. Tapi, dia juga sadar bahwa kerja sama itu bisa berbalik arah.
Tavares tetap tajam mengkritik kebijakan Uni Eropa yang melarang penjualan mobil bermesin bensin dan diesel mulai 2035. Menurut dia, aturan itu memaksa pabrikan Eropa berinvestasi besar-besaran secara prematur.
Dia menilai lebih dari 100 miliar Euro (kisaran Rp1,9 kuadriliun) sudah dikeluarkan untuk elektrifikasi, dan dia memprediksi UE pada akhirnya akan membatalkan rencana tersebut.
“Siapa yang akan bertanggung jawab atas 100 miliar Euro investasi yang tidak akan terpakai? Tidak ada,” ujar dia.
Menurut Tavares, hanya lima atau enam merek mobil yang akan bertahan di masa depan. Di antaranya Toyota, Hyundai, BYD, dan kemungkinan Geely. Sisanya, kata dia, akan diakuisisi oleh konglomerat besar.
Tavares tidak menyebut Stellantis, payung induk bagi merek Abarth, Alfa Romeo, Chrysler, Citroen, Dodge, DS Automobiles, Fiat, Jeep, Lancia, Maserati, Opel, Peugeot, Ram, dan Vauxhall, sebagai salah satu merek yang akan bertahan.
Baca juga: Industri otomotif surplus, Geely tidak bangun pabrik
Baca juga: Pakar: Investasi di sektor otomotif bawa dampak positif bagi RI
Baca juga: Pejabat China serukan pembangunan inovatif bagi industri otomotif
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025
 
							










